Minggu, 15 Januari 2012

ARISTOTELES ONASSIS

Aristoteles Onassis dilahirkan pada tanggal 20 Januari 1906 di Simyrna, sebuah kota Yunani yang makmur di pantai Barat Turki. Di antara kesepuluh orang kaya kita, Aristotle
Onassis memiliki kekayaan luar biasa, yang dihitung dalam miliaran, bukannya jutaan.
Kemasyhuran namanya masih ditambah lagi dengan hubungannya yang penuh gejolak
dengan Maria Callas, penyanyi opera yang terkenal, dan kemudian dengan Jacquiline
Bouvier Kennedy. Dan seperti lazimnya, berbagai kisah yang dilebih-lebihkan atau setengah
dongeng telah beredar, mengenai dia, terutama mengenai asal-usulnya yang sederhana.
Konon, ia lahir dari sebuah keluarga miskin, yang hidupnya selalu kekurangan. Konon,
ayahnya adalah penjaja dagangan buatan sendiri dari pintu ke pintu, dan ibunya pembantu
rumah tangga. Onassis tidak pernah mencoba meluruskan pendapat orang banyak tentang
masa lalunya, sekurang-kurangnya dimuka umum, karena kisah-kisah seperti itu biasanya
malah menambah cemerlang aura misteri yang mengelilingi dirinya. Ia selalu menyadari
pentingnya citra diri seseorang dalam meraih sukses, suatu hal yang akan kita bicarakan lagi
nanti.
Dalam kenyataan, ayah Onassis adalah seorang pedagang grosir yang
berkecukupan dan mempunyai nama sebab ia juga menjabat presiden sebuah bank dan
rumah sakit setempat. Namun Onassis bukan ahli waris kekayaan ayahnya, dan ia menjadi
kaya karena kekayaan keluarganya. Seperti yang akan kita lihat, ia pergi ke Amerika Serikat
ketika terjadi pertikaian keluarga selagi ia berumur 17 tahun. Ia membawa bekal $450 dalam
sakunya, itu pun hanya $250 adalah uang dari keluarganya. Ayahnya dengan enggan
memberikan uang sebanyak itu yang baru diberikan pada saat akan terpisah, sebab ia tidak
setuju dengan kepergiannya. Ayah dan anak memang tidak pernah akrab, suatu hal yang
aneh di antara keluarga Yunani di tanah air. Ayah Onassis yang dibesarkan pada sebuah
pertanian dengan susah payah mengumpulkan kekayaan.
Wataknya sangat disiplin dan keras. Walaupun selalu sadar akan rasa tanggung-
jawab, ia bukanlah seorang yang dapat disebut hangat dan menarik.
Segera Onassis memberontak terhadap setiap bentuk disiplin. Sejak anak sampai
remaja ia banyak menimbulkan keributan dan geger, duri di mata ayahnya. Hubungan
mereka bertambah rumit lagi karena suatu kenyataan lain. Ibunya, Penelope, meninggal
ketika Onassis baru berumur enam tahun. Hanya 18 bulan sesudah itu ayahnya menikah lagi
dengan seorang wanita bernama Helen. Onassis memandang ibu tirinya sebagai orang lain
yang menyelundup, dan karenanya wanita ini tidak mendapat tempat sedikit pun di hatinya.
Di sekolah, ia bodoh dan suka mencari perkara, mengikuti contoh banyak orang
kaya. Tidak aneh kalau ia diusir dari beberapa sekolah. Ia paling sering menduduki ranking
terbawah di kelasnya. Salah seorang gurunya berkata:
Teman-teman sekelas memuja dia, tetapi gara guru dan keluarganya berputus asa.
Selagi ia masih muda, dengan mudah orang dapat melihat bahwa dia akan menjadi seorang

di antara mereka yang akan menghancurkan diri sama sekali atau sukses secara gilang-
gemilang.
Walaupun raport Ari di sekolah jauh dari bagus, bakatnya untuk berdagang dan
mencari uang telah tampak sejak dini. Mungkin anekdot berikut dapat menerangkan. Salah
seorang temannya yang telah merancang sebuah kitiran kecil, sebuah mainan sederhana
yang terdiri atas baling-baling kertas berpasak jarum yang ditancapkan pada sepotong kayu.
Bangga atas prestasinya, anak itu dengan berani membuat beberapa buah dan mencoba
menjualnya.
“Mau kau jual berapa kitiranmu ini?” tanya Onassis. “Eh…saya tidak tahu.
Bagaimana kalau seharga jarum .
“Dasar bodoh!” bentak Onasiss. “Kau minta satu jarum sedang yang kau jual satu
jarum, tambah baling-baling, tambah kayu, belum lagi kau hitung waktu yang kau perlukan
untuk membuatnya.”
Teman Onassis mengambil kesimpulan: “Inilah pelajaran saya yang pertama tentang
arti keuntungan.” Pada waktu itu tidak terpikir olehnya bahwa ia sedang mendengarkan
pelajaran dari seorang jago uang masa mendatang. Sebuah kisah lain menggambarkan
bakat bisnis Onasis pada masa mudanya. Pada suatu hari, suatu kebakaran terjadi di gudang
sekolah di kota tempat kelahirannya. Onasiss membeli seonggok pinsil bekas kebakaran itu
dengan harga murah. Ia menanamkan sedikit modal dengan membeli dua ala peruncing
pinsil. Ia, berdua dengan temannya, mulai membersihkan bagian-bagian pinsil yang hangus.
Kemudian ia menjual pinsil-pinsil itu kembali kepada teman-teman di sekolah dengan harga
sangat murah, namun tetap memberikan untung cukup besar. Mungkin contoh ini biasa-biasa
saja, tetapi justru pekerjaan seperti inilah kelak bisnis besar Onassis. Ia memperbaiki kapal-
kapal laut yang rusak dan membuatnya layak melaut, dan menjualnya dengan harga yang
jauh lebih tinggi, tentu saja. Di sekolah, waktu berjalan terus, tetapi Onassis tidak bertambah
maju. Tahun 1922 mulai tidak menyenangkan. Banyak teman sekelasnya pergi untuk
menuntut ilmu di universitas-universitas besar di Eropa. Tetapi Onassis sendiri tidak lulus.
Masa depan tampak suram baginya. Beberapa hari setelah upacara penyerahan ijazah, salah
seorang temannya melihat Onassis berjalan tanpa tujuan di taman kota. Ia mencoba
menghibur hati Onassis.
“Jangan khawatir, Aristotle, kau lihat nanti, semua akan beres. Kau coba sekali lagi
tahun depan. Kau pasti lulus. “Goblok,” jawab Onassis. “Kau kira saya akan tinggal saja
selamanya di sini? Dunia ini sempit. Saya tidak perlu ijazah. Pada suatu hari kau akan heran
akan apa yang saya lakukan.” Waktu membuktikan bahwa omongan Onasis bukanlah lelucon
belaka.
Pada tahun 1922, invasi Turki menimbulkan bayangan gelap pada masa remaja
Onassis yang penuh gejolak. Smyrnba diduduki dan warga kota dibabat habis tanpa belas
kasih. Ayah Onassis, seorang tokoh yang terkenal luas, dipenjarakan dan Ari menjadi kepala
rumah tangga pada usia 16 tahun. Ini masa yang sulit baginya. Dan pada masa ini ia
menerapkan kehebatannya sebagai diplomat dan kemampuannya untuk bertahan dalam

keadaan apa pun. Masa yang sulit ini justru merupakan pengalaman yang tepat untuk
membentuk wataknya. Sesudah malapetaka Smyrna berlalu, Ari adalah Ari yang lain dari
sebelumnya. Segala sesuatu yang dialaminya tidak pernah hilang dari ingatannya; kenangan-
kenangan itu disertai suatu kesadaran akan kemampuannya untuk bertahan. Ia telah
mempertaruhkan diri dan menang. Dewi fortuna memihak pada kaum yang berani dan ia
pusatkan visinya tentang dunia atas pengetahuan tersebut.
Onasis yang memetik manfaat dari pendudukan Turki untuk berbisnis. Ia
menyelundupkan minuman keras ke Tentara Turki, dengan maksud merebut hati para
jenderal agar mau membebaskan ayahnya, yang bagaimana pun harus meringkuk dalam
penjara selama setahun.
Sukses Onassis sangat tergantung pada daya tarik pribadi dan kemampuannya
mengadakan hubungan dengan umum. Beberapa orang sebayanya menyebut dia si bunglon.
Memang ia pandai sekali menyesuaikan diri dengan semua orang yang dijumpainya. Pada
umumnya, kalau kita membuat apa-apa menjadi mudah bagi orang lain, mereka akan
bersimpati kepada kita, demikian pendapat Onassis.Pernah Onassis mengaku kepada
Winston Churchill salah seorang kenalannya yang berjabatan tinggi, yang pada waktu itu
sedang menjadi tamu di atas, kapalnya Christina, mengenai teori pribadinya tentang
“keharusan sejarah” yang tercipta pada masa sulit. Pengalamannya telah mengajar dia
bahwa bila alam memberikan suasana yang cocok dan makanan berlimpah, ia tidak
mempunyai banyak energi dan kurang berinisiatif. Sebaliknya, orang yang didesak-desak
“minggu” dan harus berjuang keras untuk tetap bertahan, dalam keadaan sulit akan lebih
mungkin mampu menyesuaikan diri dengan segala keadaan. Dengan demikian ia akan tetap
berhasil selagi orang lain mati karena adanya rancangan untuk bertahan. Demikianlah,
menurut Onassis, kesulitan dan kemelaratan sering kali mendorong orang untuk menemukan
sumber dayanya sendiri, yang tak diduga adanya sebelumnya, dan dengan demikian
membuat dia maju dengan mendobrak hambatan dan keterbatasan pribadinya. Kisah hidup
Onassis adalah sebuah gambaran yang baik sekali tentang prinsip tersebut. Socrates, ayah
Onassis, tidak mau mengakui jasa anaknya dalam peranan yang dimainkannya selama masa
pendudukan, dan tidak membiarkan dia meneruskan peranannya sebagai penanggung jawab
keluarga. Onassis sangat sakit sekali karena perlakuan ayahnya ini dan, menurut
pengakuannya, sampai berbulan-bulan sesudah itu sering kali dilanda rasa marah yang tanpa
daya. Sikap ayahnya tak berterima kasih dan berkesan disingkirkan dari keluarganya
memotivasi keputusannya untuk mencoba keberuntungannya di Amerika Selatan. Mula-mula,
tentu saja ia berpikir untuk pergi ke Amerika Serikat, tetapi mendapatkan visa tidaklah
mudah. Onassis mengalihkan perhatiannya ke Argentina: ia mendengar berita bahwa banyak
orang Yunani sudah menjadi kaya di sana.
Onassis mendarat di Buenos Aires pada tanggal 21 September 1923. Bawaannya
sebuah koper tua dan uang sebanyak $450. Tetapi di dalam dirinya ia membawa bekal yang
lebih berharga: tekad keras untuk membuktikan kepada ayahnya bahwa ia mampu menjadi
kaya tanpa bantuan ayahnya. Rasa percaya diri ini akan dibawanya sepanjang hayatnya.

Tanpa diploma, tanpa pekerjaan, uang dan koneksi orang berpengaruh, Onassis
terpaksa mulai dengan melakukan aneka pekerjaan kasar. Ia menjadi kenek tukang batu, kuli
pengangkut bata pada suatu proyek pembangunan, tukang cuci piring di restoran, dan
akhirnya menjadi magang instalator listrik di River Plate United Telepchone Co. Bagi
seseorang dengan ego yang sehat seperti dia, ini bukan prestasi yang pantas.
Beberapa bulan sesudah memulai pekerjaan ini, Onassis minta dipindah ke giliran
malam, dengan dalih bahwa ia harus mengerjakan beberapa hal di siang hari. Dengan
ambisinya yang besar, Onassis tidak berniat menghabiskan banyak waktu untuk belajar
menyolder kabel.
Pada masa itu, tembakau Yunani terkenal baik, bahkan diklasifikasikan di antara
tembakau-tembakau paling enak oleh para ahli. Namun, karena masalah pengimporan dan
penyediaan, barang ini menjadi sukar didapat. Onassis menulis kepada ayahnya minta
kiriman. Socrates setuju dan mengapalkan kiriman pertama sebagai sampel. Mula-mula
hasilnya tidak menggembirakan. Onassis membawa sampelnya ke beberapa pabrik, dan
minta agar ia dihubungi.
Beberapa minggu berlalu tanpa berita. Kini Onassis mengerti bahwa seharusnya
tidak membuang-buang waktu dengan mendatangi pabrik-pabrik kecil, tetapi harus datang ke
yang besar sekalian. Untuk itu ia harus menemui Juan Gaona, kepada salah satu firma
tembakau terbesar di Argentina. Selama 15 hari berturut-turut, Onassis tampak bersandar
pada dinding gedung Gaona, untuk mengamati datang dan perginya bos itu. Akhirnya Gaona
merasa tergoda juga oleh perilaku orang muda ini, dan ia mengundang Onassis ke
kantornya. Onassis menyampaikan tawarannya dengan sebaik-baiknya. Gaona rupanya
terkesan dan Onassis disuruh menghadap manajer persediaannya. Dengan memanfaatkan
nama Gaona, Onassis berhasil membujuk orang itu untuk meneken kontrak pembelian
tembakau seharga $10.000 dengan komisi biasa sebesar lima persen. Kelak, Onassis sering
menyatakan bahwa uang komisinya yang sebesar $500 itu merupakan batu sendi
kekayaannya besar. Ia tidak menggunakan uang itu untuk apa-apa, tetapi menabungnya di
bank untuk jaga-jaga, ibarat sedia payung sebelum hujan. Dengan sikapnya yang hemat dan
bijak, Onassis mencukupi hidupnya dengan hasil yang diperolehnya di perusahaan telepon,
dan semua uang yang tersisa disimpannya, sehingga ia dapat terjun ke dunia bisnis tanpa
meminjam uang kepada siapa pun.
Onassis kadang-kadang terpaksa berutang sementara menunggu pembayaran dari
pelanggan. Tetapi ia jarang meminjam lebih dari $3.000 dan selalu melunasinya secepat
mungkin. Kelak, tentu saja, setelah menemukan gunanya uang Orang Lain (UOL), suatu hal
yang akan kita bicarakan nanti, Onassis akan meneken kontrak pinjaman sampai sebesar
beberapa juta dolar, dengan jadwal pengembalian sesudah beberapa tahun. Tetapi, adalah
satu prinsip utama bila orang memulai suatu bisnis adalah mengembalikan utang secepat
mungkin. Onassis membangun kepercayaan beberapa bank kepadanya: suatu hal yang akan
sangat dia butuhkan pada tahun-tahun mendatang.

Setelah bekerja pada giliran malam selama setahun, Onassis minta keluar dari
United Telephone, dengan menyatakan bahwa ada suatu gagasan yang akan diikutinya.
Impian barunya ialah membuat pabrik rokok. Untuk itu ia mempunyai modal $25.000 hasil
tabungannya dengan tambahan pinjaman dari bank sebanyak itu pula. Kepercayaan bank
sudah mulai tampak manfaatnya. Ia mempekerjakan 30 orang imigran Yunani. Usahanya
dengan cepat bertambah besar tetapi tidak memberikan keuntungan yang diharapkanya.
Segera Onassis menutup usahanya. Wirausahanya yang pertama gagal. Onassis tidak
kehilangan semangat. Bahkan sebaliknya. Ia bertambah gigih. Sementara itu bisnis import
tembakaunya masih tetap berjalan dengan keuntungan lumayan.
Selama musim panas tahun 1929, pemerintah Yunani menaikkan pajak dalam
beberapa bidang, termasuk untuk tembakau. Onassis memutuskan untuk menggunakan
kesempatan ini untuk kembali ke Yunani untuk mencoba mendekati pihak yang berwenang.
Mula-mula Menteri yang bersedia menerima dia memperhatikan kukunya sendiri daripada
mendengarkan permintaan pedagang muda itu. Akhirnya ia potong kata-kata Onassis dan
tiba-tiba saja ingin menghentikan pembicaraan itu.
Onasis sangat. Ia menjawab:
Terima kasih. Kalau kita kapan-kapan bertemu lagi, saya harap Anda lebih tertarik
akan tawaran saya. Saya pikir Anda mempunyai banyak pekerjaan, tetapi tampaknya kuku-
kuku jari Anda sudah cukup menyibukkan. Tangan Anda rupanya lebih penting daripada
ekspor negeri kita.
Kata-kata onassis ternyata mengena. Sang Menteri tampak terkesan, dan ia mulai
berbicara secara serius dengan Onassis. Sesudah itu, negosiasi antara Yunani dan Argentina
di buka kembali.
Akhir tahun 1922 menandai suatu keputusan besar bagi kehidupan Onassis.
Kegagalan pertamanya sebagai pemilik kapal tidak membuat ia mundur untuk tetap
menanamkan uang dalam sektor itu. Ia sudah gandrung akan perkapalan. Ia tergerak oleh
keyakinan batin bahwa kapal sajalah yang akan membawa dia ke jenjang sukses. Maka,
dikumpulkannya semua uang miliknya, yang waktu itu sudah lumayan, lalu berangkat ke
London. Ia baru berusia 26 tahun. Ia telah dikenal karena reputasinya sebagai seorang
usahawan yang berani, apalagi setelah penunjukannya sebagai Konsul Jenderal Yunani di
Buenos Aires. Namun fungsi diplomatik ini tidaklah menyita banyak waktunya.
Pasar, yang menderita berat akibat jatuhnya pasar modal Wall Street tahun 1929,
memberikan kesempatan baik bagi para penanam modal. Kapal-kapal menjadi murah, jauh di
bawah harga semula. Langkah paling baik adalah membeli kapal-kapal berusia 10 tahunan.
Kapal sebesar sembilan ton yang semula harganya $1.000.000, kini hanya laku dijual
$20.000, kira-kira seharga sebuah Rolls-Royce. Apa yang dilakukan Onassis selagi masih
kanak-kanak kini akan terulang, tetapi barang bekasnya adalah kapal.
Walaupun kini bisnisnya di London. Onassis membeli kapal pertamanya, dua buah
kapal tua masing-masing seharga $20.000, di Montreal. Kedua kapal yang bernama Miller
dan Spinner, diganti namanya menjadi Onassis Socrates dan Onassis Penelope, sebagai

tanda penghormatan kepada kedua orang tuanya. Untuk mendapatkan untung dalam bisnis
perkapalan, pentinglah memperhatikan turun naiknya biaya muatan dan membuat keputusan
yang tepat. Onassis mampu dalam hal ini.
Lebih dari itu, ia seorang optimis yang tak pernah mundur. Dengan sifat petualang
dan keberaniannya, ia segera menonjol di antara pemilik-pemilik kapal Yunani lain yang
berpangkalan di London, karena tidak seperti mereka, ia tidak mempunyai pemikiran tentang
krisis ekonomi. Mereka, ia tidak takut menanamkan uangnya.
Kegesitan dan diplomasi bawaannya dengan cepat mengantar dia ke kalangan
masyarakat kelas tinggi. Tidak boleh dilupakan, salah satu pelicin jalan dalam kenaikannya
ke kelas elit adalah hubungan dengan salah satu wanita simpanannya yang pertama, si
cantik dari Norwegia Ingeborg Dedichen, putri seorang pemilik kapal yang terkenal.
Sifat lain yang memudahkan jalan Onassis adalah kemampuannya mendengarkan
orang. Memang, keluwesan dan kefasihan bicara memainkan peranan penting dalam
membujuk orang dan mendesak orang agar menerima gagasan kita serta kita sendiri. Tetapi
tidak banyaklah orang yang tahu benar cara mendengarkan orang lain. Kebanyakan orang
kaya dalam buku ini telah belajar keahlian tersebut, sehingga mereka tidak hanya selalu
mengerti apa yang diketahui oleh lawan bicaranya, tetapi juga menyesuaikan diri dengan
mereka. Demikianlah, agar mampu mempengaruhi orang dan mendapat jaminan bahwa
mereka akan menolong dalam perjalanan menuju sukses, orang harus mulai dengan
mengetahui siapakah orang yang dihadapinya. Onassis adalah seorang pakar dalam
keahlian mendengarkan. Lord Moran, yang menulis buku The Great Onassis, mungkin
karena dia sendiri tidak menggunakan keahlian ini, tidk menyebut-nyebut kemampuan
Onassis untuk mendengarkan orang lain. Padahal semua orang yang pernah berhubungan
dengan Onassis terkesan oleh kelebihan ini. Bila mereka berhadapan dengan Onassis, ia
memberikan kesan bahwa mereka adalah manusia paling penting di dunia.
Karena kemampuan ini, Onassis sebenarnya bisa menjadi ahli politik yang baik.
Bakat ini dimanfaatkan benar oleh Onassis, seperti disaksikan oleh si cantik dari Norwegia
dalam buku catatannya:
Lelaki muda penuh pesona yang dapat menyesuaikan diri dengan segala keadaan
ini meniru orang yang menjadi lawan bicaranya dengan begitu sempurna. Ada sementara
orang yang menafsirkan kemahiran ini sebagai kecerdikan, orang lain menyebutnya sebagai
kemunafikan dan menganggapnya kepandaian membunglon belaka. Tetapi saya percaya
kepandaian mendengarkan adalah suatu cara khusus memberikan perhatian tulus kepada
orang lain dan seluruh dunia. Kebetulan, selama hidupnya Onassis mempunyai rasa haus
yang tak terpuaskan akan pengetahuan di samping daya ingatnya yang kuat. Ia mempunyai
daya konsentrasi yang telah sangat berkembang.
Kemampuan mendengarkan orang lain adalah salah satu ciri khas yang vital bagi
setiap salesman yang baik. Itulah sebabnya Onassis adalah seorang salesman yang luar
biasa. Walter Saunders, yang jelas bukan seorang yang naif karena dia adalah penasihat
pajak bagi metropolitan Life, menggambarkan kesannya tentang pemilik kapal Yunani ini:

Ada perasaan pada diri saya bahwa orang yang penuh semangat ini mampu menjual
alat pendingin kepada orang Eskimo. Tetapi saya pun berperan bahwa setiap detail sudah
dipersiapkan secara tuntas sebelumnya. Kebanyakan orang yang bertemu dengan Onassis
merasakan pengaruh daya persuasifnya dan merasa bahwa Onassis tidak berimprovisasi
dalam langkah-langkahnya, tetapi sudah mengetahui segala sesuatu dalam berkas
catatannya sampai ke detail-detailnya.
Pada penghujung tahun 1947, Onassis melewati ambang lain dalam kariernya yang
gemilang. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia akan mulai secara sistematis menerapkan
prinsip yang dikenal sebagai OPM (Other People’s Money, Uang Orang Lain UOL), dengan
meminjam kepada Metropolitan Life Insurance Company sebesar $40 juta untuk membangun
kapal-kapal baru. Sebagai siasat ia menggunakan sebuah perusahaan minyak sebagai mitra.
Onassis akan mengangkut minyak mereka dan kontraknya akan tetap berlaku sampai
habisnya batas waktu utang. Karena perusahaan minyak pada waktu itu sangat terandalkan,
meminjam atas nama perusahaan itu sangat mudah. Dalam arti tertentu, badan keuangan
meminjamkan uang kepada perusahaan minyak, bukan kepada Onassis. Onassis sering
mengingat masa itu dengan berbangga diri. Dikatakannya bahwa perusahaan minyak yang
kaya itu dalam hubungan dengan kapal-kapal Onassis adalah ibarat seorang penyewa
dengan rumah yang dihuninya dengan membayar uang sewa. Kalau yang menyewa adalah
Rockefeller, tidak menjadi soal apakah atapnya bocor atau bergenting emas. Kalau
Rockefeller menyanggupi membayar uang sewanya, siapa saja bersedia memberikan
pinjaman untuk mengurusi rumah itu. Keadaan itu berlaku pula untuk kapal-kapal Onasssis.
Prinsip ini sekarang lumrah sekali. Prinsip inilah dasar segala investasi
pembangunan real-estate. Bila seorang meminjam uang untuk suatu bangunan bisnis, bank
sebenarnya meminjamkan uangnya kepada penyewa bangunan itu. Merekalah yang akan
mengembalikan uangnya, terkecuali bangunan itu milik seorang penanam modal. Prinsip ini
pada zaman Onassis tergolong revolusioner, dan keorisinal gagasan Onassis patut dipuji
karena sebagian besar pemilik kapal Yunnai pada waktu itu berpegang pada prinsip: Mau
dapat kapal, bayar uang kontan.
Walaupun ia seorang inovator sejauh ia tidak menggunakan metode-metode para
pesaingnya, ia bukanlah penemu OPM, walaupun mungkin ia menyatakan begitu. Konsep ini
lahir dari otak Daniel Ludwig, seorang usahawan Amerika yang kaya. Dia telah mulai
menanamkan uang dalam kapal armadanya bahkan jauh lebih unggul daripada milik Onassis
dan kemudian beralih ke usaha real estate. Sudah sejak tahun 1930-an Ludwig
mengembangkan apa yang kelak menjadi praktek biasa di mana-mana. Gagasan itu muncul
dalam benaknya setelah sebuah Bank menolak permintaannya untuk meminjam uang yang
akan digunakannya untuk membeli kapal dan merombaknya menjadi kapal tangki. Onassis
meninggal pada tanggal 15 Maret 1975, tapi dalam menjelang akhir hayatnya ia minta
kepada salah satu akuntannya apakah ia dapat mengatakan besarnya keuntungan yang
dimilikinya secara cepat dengan pembulatan ke angka sepuluh dolar.

ABDULLAH GYMNASTIAR (AA GYM)

Sosok kyai muda ini sering kali muncul di acara televisi secara langsung yang selalu dihadiri
oleh ribuan massa menjadi ciri khas dan fenomena tersendiri. Beliau adalah K.H. Abdullah
Gymnastiar atau biasa dipanggil Aa Gym, pimpinan pesantren Daarut Tauhid Bandung. Aa
Gym memulai pendidikan formal awal di SD Damar sebuah SD swasta yang kini sudah
dibubarkan. Sekolah ini cukup jauh dari rumahnya, sekitar tiga kilometer. Masa itu, pilihan
satu-satunya ke sekolah adalah berjalan kaki. Menjelang naik ke kelas 3 SD, pindah ke
KPAD Gegerkalong. Aa Gym pun pindah sekolah ke SD Sukarasa 3. Bakat saya mulai
berkembang dan nilai prestasi sekolah pun cukup bagus. Terbukti ketika tamat, beliau terpilih
menjadi ranking terbaik II di sekolah dengan selisih satu nilai saja dibandingkan ranking I. Di
bidang seni, bakat beliau juga berkembang, seperti menggambar dan menyanyi. Sejak itu
pula Aa Gym sering ditunjuk menjadi ketua kelas dan aktif dalam gerakan Pramuka. Jiwa
dagang Aa Gym sudah terbentuk sejak TK, terbawa-bawa hingga di Sekolah Dasar.
Misalnya, beliau pernah menjual petasan yang memang pada waktu itu belum dilarang
seperti sekarang. Alhasil, beliau pernah mendapat teguran dan pengurus DKM masjid.
Namun, pada waktu itu beliau belum begitu mengerti ilmu agama dengan baik. Setelah lulus
SMA dan memasuki kuliah Aa Gym tidak lulus tes Sipenmaru. Aa Gym mencoba daftar ke
Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) Universitas Padjadjaran, yaitu sebuah
program D3 di Fakultas Ekonomi. Alhamdulillah beliau diterima. Namun, kuliah di sini hanya
bertahan selama tahun. Beliau lebih sibuk berbisnis daripada mengikuti kuliah. Teman-teman
kuliah pun lebih mengenal beliau sebagai “tukang dagang”. Selepas PAAP, beliau masuk ke
Akademi Tekhnik Jenderal Abmad Yani (ATA, sekarang Unjani). Kampusnya waktu itu sangat
sederhana karena menumpang di SD Widyawan atau kadang di PUSDIKJAS. Maklum,
karena pemiliknya adalah Yayasan Kartika Eka Paksi milik Angkatan Darat. Selama kuliah di
ATA, beliau mengontrak sebuah kamar di pinggir sawah karena benar-benar ingin melatih
hidup mandiri. Soal prestasi, banyak yang telah diraih. Beliau mengikuti lomba menggambar,

mencipta lagu, baca puisi, sampai lomba pidato. Allhamdulillah, beliau selalu meraih juara,
walaupun yang mengadakannya adalah senat mahasiswa dan kebetulan beliau sendirilah
ketuanya. Selain menjadi ketua senat, beliau juga menjadi komandan resimen mahasiswa
(Mlenwa) di ATA, maklumlah saingan di kala itu sedikit. Kegiatan berbisnis masa kuliah juga
semakin menggebu. Beliau pernah membuat usaha keset dan perca kain. Beliau juga jadi
penjual baterai dan film kamera kalau ada acara wisuda. Aa Gym juga sempat menjadi supir
angkot jurusan Cibeber-Cimahi sekedar menambah pemasukan. Inti dari semua ini, memang
Aa Gym sangat senang untuk membiayai kebutuhan sendiri tanpa menjadi beban siapa pun.
Selain itu, beliau juga melatih diri untuk tidak dibelenggu oleh gengsi dan atribut pengekang
lainnya. Aa Gym telah menyelesaikan program sarjana muda di ATA walaupun belum
mengikuti ujian negara. Berarti, beliau memang tak berhak menyandang gelar apa pun.
Bahkan, sampai saat ini ijazahnya pun belum beliau ambil dari kampus. Memang sesudah itu
ada upaya untuk melanjutkan kuliah sampai S1, terutama karena dorongan teman-teman dan
beberapa dosen yang baik hati. Beberapa kegiatan perkuliahan pun diikuti. Akan tetapi,
setelah menelusuri hati, ternyata hanya sekedar untuk mencari status belaka, dan hal itu tak
cukup kuat untuk memotivasi menyelesaikan kuliah. Mungkin hikmahnya untuk memotivasi
orang yang belum dan tak punya gelar agar tetap optimis untuk maju dan sukses.
Untuk menyempurnakan ibadah dan melaksanakan sunnah, Aa Gym pun menikah. Tepat
dua belas Rabiul Awal tahun 1987 adalah salah satu titik sejarah bagi kehidupan beliau
dengan diucapkannya ijab kabul. Gadis yang menjadi pilihan beliau adalah Ninih
Muthmainnah. Pernikahan yang dilaksanakan di Pesantren Kalangsari, Cijulang,ini dihadiri
oleh banyak ulama karena memang berada di lingkungan pesantren. Beliau menikah dengan
resepsi ala kadarnya. Bahkan, untuk menghemat jamuan bagi tamu, digunakan niru
(nampan) sehingga satu niru bisa menjamu 8 orang sesudah menikah, kami tinggal di rumah
orang tua di Kompleks Perumahan Angkatan Darat (KPAD) Gegerkalong, Bandung. Aa Gym
bertekad untuk memberi nafkah kepada keluarga dengan uang yang jelas kehalalannya.
Jelas tak mungkin rumah tangga akan berkah dan bahagia jika ada makanan atau harta
haram yang dimiliki. Untuk itu, beliau mulai merintis usaha kecil-kecilan. Usaha-usaha yang
beliau rintis antara lain :
1. Buku. Setiap pagi beliau berjualan buku di Masjid al-Furqon, IMP Bandung. Sambil
belajar tafsir dan ilmu hadits di sana, beliau memikul kardus berisi buku-buku agama untuk
dijual. Jadi, sambil menuntut ilmu juga mencari rezeki. Alhamdulillah, usaha kecil inilah yang
menjadi cikal bakal toko buku dan sekarang berkembang menjadi supermarket yang saat ini
sudah dikelola dan diserahkan kepada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Daarut
Tauhid.
2. Handicraft. Sambil mengajar di madrasah KPAD, beliau membuat hasil kerajinan
bersama anak-anak pada sore harinya. Usaha ini terus berkembang hingga bisa membeli
mesin gergaji. Sejak itu kami banyak menerima order plang nama serta order sablonan. Dari
usaha sederhana inilah kemudian berkembang menjadi usaha percetakan dan penerbitan
buku. Subhanallah, benar-benar semuanya dimulai dari hal yang kecil.

3. Konveksi. Mengingat istri beliau punya keterampilan menjahit, maka untuk menambah
penghasilan keluarga, beliau menabung agar bisa membeli mesin jahit bekas. Alhamdulillah,
order jahitan berkembang dan bisa mengajak beberapa muslimah untuk ikut bergabung.
Kadang seminggu sekali kami berbelanja untuk membeli kain yang dijual kiloan.. Dari
kegiatan dan perjuangan inilah cikal bakal lahirnya usaha konveksi.
4. Mie Baso. Menjual mie baso, inilah pekerjaan yang paling mengesankan. Beliau
mengelola usaha warung baso kecil-kedilan di Perumnas Sarijadi, bekerja sama dengan
pamannya selaku pemilik rumah. Setiap pukul empat subuh beliau sudah pergi ke Pasar
Sederhana untuk mencari tulang karena kuah yang enak harus dicampur dengan sumsum
tulang. Aktivitas berikutnya dilanjutkan dengan menggiling daging untuk bahan baso, dan
pukul sembilan pagi beliau baru bisa melayani pembeli. Karena beliau tak mau ketinggalan
shalat berjamaah, setiap kali adzan, warung baso beliau tinggalkan. Beliau pergi shalat
berjamaah di sebuah masjid yang letaknya agak jauh dari warung, sementara pembeli beliau
tinggalkan dan dipersilahkan memasukkan uang bayarannya ke tempatnya. Memang
tampaknya seperti mengajak pada kejujuran, tapi hasilnya pembeli banyak yang bingung
justru yang sering datang adalah yang mau berkonsultasi. Akibatnya, tak jarang saya baru
bisa pulang ke rumah sekitar jam sembilan malam. Lelah sekali rasanya sementara hasilnya
pun tak seberapa. Rupanya masyarakat tak terbiasa dengan cara baru ini. Belum lagi badan
yang selalu bau baso karena seharian bergulat dengan baso. Yang menyedihkan, ternyata
istri agak mual dan kurang suka mencium bau baso. Akhirnya, tutuplah warung baso ini
dengan segudang pengalamannya.
Menurut Aa Gym seorang wirausahawan sejati sangat dipengaruhi oleh masa kecilnya.
Kalau masa kecilnya selalu dimanja, selalu dimudahkan urusan, selalu ditolong, maka
bersiap-siaplah menuai anak yang tidak berdaya. Oleh karena itu, bagi yang masih muda
jangan bercita-cita melamar pekerjaan, tapi berpikirlah untuk menjadi wirausahawan. Dan
bagi orang tua, tanamkan kepada anak-anak kita jiwa wirausaha sejak dini. Didik anak-anak
agar mandiri sejak kecil. Latih anak-anak kita untuk selalu bertanggung jawab terhadap apa
yang dia lakukan. Orang tua yang memanjakan anak-anak mereka dengan memberikan
segala keinginannya maka akibatnya akan kembali juga kepada orang tua. Beliau pun
sempat berjualan semenjak di bangku TK dengan menjual jambu tetangga. Begitu juga ketika
di bangku SD dan SMP. Dengan demikian, ketika selesai kuliah, sudah hafal bagaimana cara
“bangkrut efektif”, bagaimana “tertipu optimal”, dan bagaimana usaha bisa remuk. Selesai
kuliah, ijazah tidak diambil sehingga sampai sekarang saya tidak tahu ijazah saya seperti
apa. Namun, dengan izin Allah tidak kurang rezeki sampai sekarang. Mencoba mengurus
pesantren dengan jiwa wirausaha jadilah pesantren Daarut Tauhid seperti sekarang ini. Hal
ini benar-benar membuat sebuah keyakinan bahwa jikalau jiwa kewirausahaan tertanam
sejak awal pada diri kita, kita tidak akan pernah takut dengan apa pun. Karena itu, kalau saja
bangsa ini dikelola oleh orang-orang yang berjiwa wirausaha, tidak ada satu pun yang perlu
kita takuti dan krisis ini. Hal yang paling tak enak didengar beliau adalah kalau ada yang
bertanya, “Berapa sih tarifnva kalau manggil Aa Gym ceramah?” Duh, rasanya sedih sekali

dengan pertanyaan seperti itu. Alhamdulillah, bagi beliau berdakwah adalah panggilan
kewajiban atas amanah ilmu yang ada. Bisa menyampaikan ilmu saja sudah merupakan
rezeki yang luar biasa. Kalaupun ada yang berterima kasih, itu karunia Allah yang tak
diharapkan, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi banyak pihak. Itulah sebabnya beliau
berusaha sekuat tenaga agar memiliki penghasilan sendiri. Apalagi sesudah regenerasi di
Yayasan Daarut Tauhid sehingga beliau lebih leluasa dan sungguh-sungguh untuk
membangun MQ Corporation, usaha pribadi yang beliau harapkan menjadi sumber rezeki
yang halal serta mencukupi untuk keluarga dan biaya dakwah, sehingga dapat menghindari
fitnah dan tak menjadi beban bagi umat. Selain itu juga bisa membuktikan bahwa bisnis
berbasis moral sangat memungkinkan untuk maju, bermutu, dan bermanfaat banyak. Hal ini
juga menjadi laboratorium saya untuk berlatih mengelola bisnis yang profesional sebagai
bahan untuk berdakwah dan tentunya juga membuat lapangan kerja yang lebih luas bagi
masyarakat, khususnya para tetangga, kaum dhuafa, dan orang-orang cacat. Bagi beliau
usaha yang ditekuni adalah sarana bagi teman-teman yang memiliki rezeki berlebih dan ingin
usaha yang halal dan maslahat, untuk bergabung dalam sistem bagi hasil. Oleh karena itu,
dan setiap keuntungan, selain disisihkan untuk zakatnya juga dikeluarkan biaya pendidikan
bagi saudara kita yang dhuafa agar bisa maju bersama-sama. Alhamdulillah dengan
didukung oleh tim yang berakhlak baik, konflik menjadi minimal dan kebocoran pun nyaris
nihil. Bahkan, sesudah kemampuan pengelolanya dikembangkan, kinerja perusahaan kian
baik dan professional. Dulu beliau berpikir pas-pasan, yaitu pas butuh ada. Tapi kini beliau
berpikir sebaliknya. Beliau ingin menjadi orang kaya yang melimpah rezekinya serta halal dan
berkah. Mudah-mudahan menjadi contoh bagi orang yang mau kaya dengan tetap taat
kepada Allah. Dan juga supaya orang tak memandang sebelah mata karena menganggap
kita butuh terhadap kekayaan mereka. Di samping itu juga diharapkan bisa sedikitnya
memberi contoh bagaimana memanfaatkan kekayaan di jalan Allah. Semoga terpelihara dari
fitnah dunia karena memang luas dunia ini amat menggoda dan melalaikan.
Kebanyakan orang selalu meributkan modal berupa finansial, padahal menurut beliau
modal itu adalah: Pertama, keyakinan kepada janji dan jaminan Allah. Kedua, kegigihan
meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Ketiga, menjadi orang yang terpercaya
(kredibel). Kredibel berarti sikap yang selalu jujur dan terpercaya, selalu berusaha melakukan
yang terbaik dan memuaskan, serta selalu berusaha mengembangkan ilmu, pengalaman,
wawasan, sehingga bisa tampil kreatif, inovatif dan solutif. Percayalah bahwa sebelum kita
lahir, rezeki sudah lengkap disiapkan oleh Allah Yang Mahakaya. Kita hanya disuruh
menjemputnya, bukan mencarinya. Yang harus diperoleh justru keberkahan dari jatah kita.
Dan semua itu akan datang kalau kita bekerja di jalan yang diridhoi oleh Allah Swt. Adapun
keuntungan bukan hanya berupa uang, harta, kedudukan, atau aksesoris duniawi lainnya.
Bagi beliau, keuntungan itu adalah ketika bisnis yang dilakukan ada di jalan Allah, bisnis kita
jadi amal shaleh yang disukai Allah, dan menjadi jalan mendekat kepada-Nya. Nama baik kita
terjaga, bahkan menjadi personal guarantie. Dengan bisnis kita bertambah ilmu, pengalaman,
dan wawasan, dengan bisnis bertambahnya saudara dan tersambungnya silaturahmi, dan

dengan bisnis kita semakin banyak orang yang merasa beruntung.
Jadi, walaupun keuntungan finansial tak seberapa didapat atau bahkan tak
mendapatkannya, apabila keuntungan seperti di atas sudah didapatkan, beliau tetap merasa
sangat beruntung. Beliau yakin pada saatnya Allah akan memberikan keuntungan dunia yang
sesuai dengan waktu dan jumlahnya dengan kadar kebutuhan dan kekuatan iman beliau.
Berbisnis bagi Aa Gym bukan sekedar urusan duniawi. Jika bisnis dijalankan dengan
cara yang salah hanya akan melahirkan kerakusan dan ketamakkan manusia. Sebaliknya
bisnis yang dijalankan dengan niat dan cara yang benar adalah ibadah yang besar sekali
pahalanya, karena dengan mengokohkan harga diri bangsa. Seperti disampaikan beliau
dalam sebuah kesempatan, bahwa perekonomian yang kuat akan berimbas pada tingkat
kesehatan yang baik, sehingga akan meningkatkan kemampuan untuk berkarya dengan
mengakses ilmu lebih banyak, hingga melahirkan sebuah bangsa yang cerdas.
Visi Aa Gym dalam membantu Pesantren Daarut Tauhid sekaligus dengan beragam
kegiatan bisnisnya, tidak lepas dari konsep dasar pendidikan di pesantren ini menyatukan
antara dimensi dzikir, fikir dan ikhtiar. Dimensi dzikir ini sangat menekankan pada keikhlasan
dan penyerahan diri kepada Tuhan. Hal ini merupakan sisi penyeimbang hidup, dimana kita
dituntut untuk senantiasa menyempatkan waktu, untuk berkontemplasi dan menjadikan setiap
detik kehidupan kita bergantung kepada Tuhan. Dimensi fikir menegaskan pentingnya
rasionalitas dalam setiap tindakan kesehatian kita, sehingga setiap langkah merupakan
bagian dari perencanaan yang matang. Sementara dimensi ikhtiar menunjukkan pentingnya
etos kerja, melalui hidup penuh kesungguhnya dan kerja keras tanpa kenal putus asa. Ketika
dimensi tersebut jika dilakukan secara sinergis akan melahirkan pribadi yang unggul dan
tangguh dengan tetap dilandasi oleh nilai kearifan.
Kunci kesuksesan Aa Gym dalam menjalankan roda bisnis di pesantrennya, hingga
telah berkembang menjadi 24 bidang usaha dalam 12 tahun, terletak pada pembangunan
kredibilitas para pengelolanya yang meliputi tiga aspek utama yaitu, nilai kejujuran,
kecakapan (profesionalisme), dan inovatif. Nilai kejujuran yang diajarkan meliputi ketepatan
dalam menepati janji, manajemen waktu, memiliki fakta dan data yang jelas, terbuka,
kemampuan mengevaluasi, rasa tanggung jawab dan pantang putus asa.
Kecakapan dalam berbisnis ini selain diperlukan pendidikan yang penting juga
adalah pelatihan nyata. Seperti ditulis oleh Syafi’i Antonio dalam artikelnya yang
menceritakan tentang riwayat Rasulullah yang telah mendapat pendidikan entrepreneurship
sejak usia 12 tahun, ketika bersama pamannya Abu Thalib melakukan perjalanan bisnis.
Pada usia 17 tahun Beliau telah diberi tanggung jawab untuk mengurus seluruh bisnis
pamannya, dan mulai merasakan persaingan dengan para pedagang yang lebih professional.
Menginjak usia 25 tahun Beliau mendapatkan dukungan finansial dari konglomerat setempat
Siti Khadijah yang kemudian menjadi istri Beliau.
Nilai yang ketika yang dikembangkan Daarut Tauhid yang juga dikenal dengan
bengkel akhlak ini adalah inovatif. Beberapa aspek pendidikannya antara lain melatih jiwa
progressive, dengan menjadikan perubahan ke arah yang lebih baik sebagai kewajiban

massal, mengadakan studi banding, melakukan pelatihan-pelatihan dan senantiasa
memberikan rangsangan untuk melahirkan sikap kreatif dan inovatif.
Ketiga nilai tersebut telah dilakukan secara integral di Daarut Tauhid. Bisnis bagi Aa
Gym akan terasa hambar jika nilai-nilai moral dikesampingkan, hanya akan menjadi materi
sebagai dewa yang dikejar dan diagung-agungkan, dan akhirnya akan melahirkan jiwa-jiwa
Brutus di setiap pelaku bisnis.
Aspek-aspek modal dalam bisnis sebetulnya telah diajarkan oleh Rasul jauh 15 abad
yang lalu, lewat sifat-sifat kerasulan yang dimiliki Beliau yaitu sidiq (benar), amanah
(terpercaya), fathonah (cerdas) dan tabligh (komunikasi). Nilai-nilai moral ini bersifat general
truth, melintasi batas waktu, agama dan budaya. Jika disinergikan dengan strategi bisnis
yang tepat akan mampu membangun kepercayaan konsumen yang kuat. Kepercayaan
konsumen ini merupakan aset yang tidak ternilai.
Kepemimpinan yang berkembang umum di kalangan pesantren pada umumnya
masih tradisional, kyai sentries, komando tunggal, dan iklim demokrasi kurang berkembang
sehingga seringkali timbul blind faith di kalangan santri. Fungsi manajemen yang dijalankan
pun kurang mendapat sentuhan bahkan cenderung diabaikan. Pola kepemimpinan Darut
Tauhid tidak lagi menempatkan figur sebagai sentral. Aa Gym sebagai pemimpin pesantren
hadir hanya karena nilai khusus yang dimilikinya. Meminjam istilah Max Webber, pola
kepemimpinan yang lahir seperti ini karena otoritas karismatik. Kepemimpinan di Daarut
Tauhid telah menerapkan system pendelegasian kerja, sebagai pengalihan wewenang formal
manajer kepada bawahannya. Pemimpin diajarkan untuk memiliki sikap rendah hati dan mau
melayani, seperti pernah dikemukakan oleh A.M. Mangunhardjana SJ. Bahwa pada intinya
pemimpin adalah tugas pengabdian mereka menjalankan the golden rule of leadership yaitu
knows the way, shows the way and goes the way. Dari sisi manajemen Daarut Tauhiid telah
menerapkan system lebih dari hanya sekedar menerapkan sistem manajemen modern.
Dimana sistem manajemen modern. Dimana sistem manajemen yang berkembang saat ini
tidak menjadikan manusia hanya objek pelaku agar materi dan kapital semakin produktif, tapi
juga telah melahirkan aspek-aspek spiritual dan emosi dalam pemikiran manusia. Covey
sendiri dalam hal ini telah melakukan terobosan baru dengan mengemukakan gagasannya
tentang manajemen berbasis kepentingan yang kental dengan nuansa religius.
Daarut Tauhid sendiri menerapkan inti manajemen dan kepemimpinan sekaligus
dalam konsep Manajemen Qolbu (MQ) yang ditawarkannya. Dalam MQ hati adalah fakultas
utama dalam diri manusia yang sangat menentukan kualitas manusia itu sendiri, jika
dimanajemeni dan dipimpin dengan benar akan melahirkan manusia paripurna dalam
kehidupan dunia dan akhirat.
Dalam kesehariannya Daarut Tauhid tidak pernah merengek-rengek meminta
sumbangan, apalagi dengan menjaring dana di pinggir jalan. Dilihat dari fasilitas dan asset
Daarut Tauhid termasuk pesantren yang maju dalam waktu singkat. DT pada awalnya hanya
dikenal sebagai bengkel akhlak tetapi sekarang lebih menonjol di bidang ekonomi. “Memang
kami memiliki strategi tersendiri, oleh karena itu visi dan misi Daarut Tauhid sendiri harus

dikenali dahulu. Secara garis besar kami ingin membentuk SDM yang memiliki keunggulan
dalam zikir, fikir dan ikhtiar, suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,” demikian penuturan
Abdullah Gymnastiar.
Dzikir, fikir dan ikhtiar ini merupakan konsep dasar dari MQ yang diajarkan sehari-
hari melalui hal-hal kecil. Untuk menerapkan Daarut Tauhid sendiri memiliki lima aturan dasar
pelatihan kepada para santrinya yang juga merupakan bagian dari roda perekonomian Daarut
Tauhid. Pertama, seorang santri dilatih untuk berfikir keras, mengenal diri dan potensinya
sehingga ia mampu mengenal kekurangan diri lalu memperbaikinya dan menempat dirinya
secara optimal. Kedua, mereka dilatih untuk mengenal situasi lingkungannya sehingga bisa
mendapatkan manfaat dari lingkungannya secara optimal sekaligus memberikan manfaat
balik kepada lingkungan secara professional. Ketika, mereka dilatih untuuk membuat suatu
perencanaan yang matang, sehingga segala sesuatunya berjalan dalam jalur yang telah
disepakati. Keempat, mereka dilatih untuk mengevaluasi setiap hasil karya mereka,
bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan dan senantiasa meningkatkan kinerja
mereka. Kelima, ciri SDM yang akan dibentuk adalah yang unggul dalam berikhtiar.
Kombinasi ibadah yang bagus, strategi hidup yang tepat dan ikhtiar dengan bersungguh-
sungguh akan menjadikan hidup sebagai mesin penghasil karya.
Pola MQ sampai sejauh ini telah menghasilkan SDM yang unggul, hal ini terbukti
dari berkembangnya perekonomian di lingkungan Daarut Tauhid dan meningkatnya
kepercayaan masyarakat terhadapnya, diantaranya dengan kepercayaan untuk mengadakan
pelatihan dan pendidikan manajemen untuk para eksekutif di PT Telkom, BNI, IPTN dan PT
Kereta Api Indonesia. Mereka tertarik dengan konsep manajemen Daarut Tauhid karena
diyakini mampu meningkatkan etos kerja dan menurunkan tingkat penyelewengan kerja,
seperti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

8 BAHASA TUBUH YANG HARUS DIHINDARI

Apa kesan yang terpancar dari bahasa tubuh Anda saat Anda memberikan presentasi, memimpin rapat, atau mengikuti wawancara ketika mengisi lowongan kerja? Percayakah Anda, bahasa tubuh merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu wawancara dan juga presentasi? Ada beberapa bahasa tubuh yang harus dihindari saat presentasi atau wawancara. Yakinlah, jika diterapkan hal ini akan memberi perbedaan yang amat besar.

1. MENGHINDARI KONTAK MATA
Ini hanya memperlihatkan rasa kurang percaya diri, gugup, dan tidak siap. Luangkan 90 persen atau lebih dari waktu Anda dengan menatap mata para pendengar/lawan bicara. Banyak orang yang justru mengambil sikap menunduk, seolah-olah membaca catatannya. Para pemimpin dan pengusaha sukses menatap para pendengar/lawan bicaranya secara langsung pada saat mereka berbicara.

2. BUNGKUK
Kesan yang langsung tertangkap adalah Anda termasuk tipe yang tidak berani dan tidak percaya diri. Nah, coba berdiri tegak, posisikan kaki selebar bahu, dan agak maju sedikit ke depan. Tegakkan bahu. Kepala dan tulang belakang harus tegak lurus. Jika kebetulan tengah berbicara di atas panggung/di depan khalayak, jangan gunakan podium untuk menyandarkan tubuh Anda.

3. TAK BISA DIAM
Gugup, tak yakin, serta kurang percaya diri adalah kesan yang tersirat dari bahasa tubuh yang satu ini. Usahakan agar tubuh tidak bergerak-gerak. Tubuh yang goyang memperlihatkan sikap tidak dapat mengendalikan diri, tidak mampu, dan tidak menguasai topik yang dipresentasikan.

4. BERDIRI BAK PATUNG
Apa yang sampai di benak lawan bicara/pendengar adalah Anda orang yang kaku, gampang panik, membosankan, tidak menarik, dan tidak dinamis. Saat memberikan presentasi, jangan hanya berdiri seperti patung. Cobalah berjalan, bergerak. Banyak orang beranggapan, cara tepat memberilan presentasi adalah dengan tetap berdiri kaku di satu tempat. Mereka tidak menyadari, sikap tersebut justru memperlihatkan sikap yang dingin.

5. TANGAN MASUK DI SAKU
Gaya ini menunjukkan sikap tak bersahabat dan merasa "terancam". Sebaiknya keluarkan tangan Anda dari saku dan gerakkan tangan dari waktu ke waktu. Tapi ingat, tak perlu melakukan gerakan yang berlebihan karena Anda bukan sedang main drama.

6. MENIRU GAYA
Mungkin Anda merasa gaya si X atau pejabat Anu sangat keren saat ia pidato dan Anda pun menirunya mati-matian. Yang terjadi justru sikap Anda terkesan dibuat-buat serta tidak alami. Cukup gerakkan tubuh seadanya, jangan berlebihan, dan jangan meniru gerakan tokoh tertentu yang Anda kagumi karena Anda akan tampak aneh. Dengan meniru gerakan seorang tokoh terkenal yang Anda kagumi, Anda justru memperlihatkan kekurangan Anda dan tampak seperti badut.

7. GERAKAN BERBUNYI
Memainkan kunci mobil yang ada dalam saku celana sambil berbicara, misalnya, hanya menunjukkan sikap seseorang yang panik, tidak sopan, dan tidak siap dengan apa yang ingin disampaikan. Sebaiknya sebelum presentasi keluarkan semua kunci atau koin dari saku celana dan taruh di dalam tas. Tanpa segala macam benda yang memperburuk penampilan Anda, sikap panik sudah terpancar dengan sendirinya dari wajah ataupun dari gerakan tubuh Anda.

8. GUYONAN BERLEBIHAN
Tak ada salahnya melontarkan guyonan atau humor saat memberikan presentasi agar suasana jadi lebih relaks dan tak membosankan. Tapi ingat, jangan lakukan hal itu secara berlebihan dan keluar dari topik yang sedang dibicarakan. Apalagi lelucon yang menjurus ke pornografi. Ingat, Anda bukan sedang melawak! Anda juga tak ingin, kan, dicap "kampungan" dan berselera rendah?

10 KEBIASAAN YANG MERUSAK OTAK

10 KEBIASAAN YANG MERUSAK OTAK

1. Tidak mau sarapan.
Banyak orang menyepelekan sarapan, padahal tidak
mengkonsumsi makanan di pagi hari menyebabkan turunnya
kadar gula dalam darah. Hal ini berakibat pada
kurangnya masukan nutrisi pada otak yang akhirnya
berakhir pada kemunduran otak.
2. Kebanyakan makan.
Terlalu banyak makan mengeraskan pembuluh otak yang biasanya menuntun kita pada menurunnya kekuatan
mental.
3. Merokok
Merokok ternyata berakibat sangat mengerikan pada
otak kita. Bayangkan, otak kita bisa menyusut dan
akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya. Tak ayal diwaktu
tua kita rawan Alzheimer.
4. Terlalu banyak mengkonsumsi gula.
Terlalu banyak asupan gula akan menyebabkan Kekurangan
nutrisi dan perkembangan otak terganggu.
5. Polusi udara.
Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap
udara. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara
berpolusi membuat kerja otak tidak efisien
6. Kurang tidur.
Tidur memberikan kesempatan otak untuk beristirahat.
Sering melalaikan tidur membuat sel-sel otak justru
mati kelelahan.
7. Menutup kepala ketika sedang tidur.
Tidur dengan kepala yang ditutupi merupakan kebiasaan
buruk yang sangat berbahaya karena karbondioksida yang
diproduksi selama tidur terkonsentrasi sehingga otak
tercemar. Jangan heran kalau lama kelamaan otak
menjadi rusak.
8. Berpikir terlalu keras ketika sedang sakit. Bekerja
keras atau belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak
fit juga memperparah ketidakefektifan otak
9. Kurangnya stimulasi otak.
Berpikir adalah cara terbaik untuk melatih kerja otak.
Kurang berpikir justru membuat otak menyusut dan
akhirnya tidak berfungsi maksimal.
10. Jarang bicara.
Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus
pada kerja otak.

Aktivitas Matahari Munculkan Aurora Menakjubkan

Suatu aktivitas Matahari yang disebut sunspot telah menghasilkan terpaan awan magnetik ke Bumi selama beberapa minggu, dan memunculkan aurora paling elok selama musim panas tahun ini.
Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin Matahari). Menurut para peneliti Badan Antariksa AS, NASA, pancaran magnetik dari angin Matahari (sunspot) 798 tersebut akan berlangsung sepanjang minggu.

"Ini adalah badai geomagnetik besar yang menerpa Bumi sepanjang 24 jam terakhir, dan akan masih berlangsung selama beberapa saat," kata peneliti aurora, Dirk Lummerzheim, dari Geophysical Institute di Universitas Alaska Fairbanks.
Cahaya-cahaya utara yang menghiasi langit itu mengambang di atas Alaska, dan menghasilkan warna-warna merah hingga ke selatan mencapai Arizona.
Di wilayah kutub, cahaya-cahaya hijau berkilau muncul akibat pancaran sunspot 798 yang mengirimkan awan magnetik ke mBumi dengan kecepatan lebih dari 1,5 juta kilometer per jam.
Sunspot sendiri adalah noktah seukuran planet yang terbentuk karena aktivitas magnetik di permukaan Matahari. Sunspot ini tidak stabil, lalu meledak, menghasilkan pancaran partikel bermuatan dan radiasi ke angkasa. Beberapa yang menerpa Bumi akan bereaksi dengan atmosfer dan menghasilkan cahaya aurora.

Sabtu, 03 Desember 2011

Ayah, Anak dan Gagak

Di suatu sore hari pada suatu desa kecil, ada seorang yang sudah tua duduk bersama anak nya yang masih muda yang baru saja diwisuda akan kelulusannya pada perguruan tinggi ternama di kota itu. Mereka duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka.

Saat mereka berbincang-bincang, datang seekor burung hinggap di ranting pohon. Si ayah lalu menuding jari ke arah burung itu sambil bertanya,

“Nak, apakah benda hitam itu?” “Burung gagak”, jawab si anak.
Ayah mengangguk-anggukkan kepala, namun tak berapa lama kemudian, ayah mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu menjawab dengan sedikit keras.

“Itu burung gagak, Ayah!”

Tetapi kemudian tak berapa lama si ayah kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama.

Si anak merasa sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat,

“BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika.

tidak lama kemudian, sang ayah sekali lagi mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada tinggi dan kesal kepada sang ayah,

“Itu gagak, Ayah.” Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah.

“Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan????

Itu burung gagak Ayah….., burung gagak”, kata si anak dengan nada yang begitu marah.

Kemudian si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan.Kemudian si ayah keluar dengan sebuah buku di tangannya. Dia mengulurkan buku itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Ternyata buku tersebut adalah sebuah diary lama.

Sambil menunjuk pada suatu lembaran pada buku si ayah berkata, “Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini,”.

Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.

“Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya,

“Ayah, apa itu?” Dan aku menjawab, “Burung gagak.”
Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.”

Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang kelihatan sayu. Si Ayah dengan perlahan bersuara,

“Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau telah hilang kesabaran serta marah. Engkau telah dewasa anakku. Asahlah kesabaranmu. karena itu adalah salah satu kunci meraih suksesmu”

Lalu si anak seketika memerah karena malu. Ia bersimpuh di kedua kaki ayahnya meminta maaf atas apa yg telah ia perbuat.


Sahabat ....
Dalam hidup, kesabaran adalah salah satu point penting untuk meraih kesuksesan. Anda ingin sukses dalam pendidikan, maka sabarlah dalam belajar. Cernalah pelajaran satu demi satu. Ingin sukses dalam berkarir, bersabarlah dalam menyumbangkan yang terbaik. Ingin sukses dalam kehidupan dunia agar berhadiahkan surga? maka bersabarlah dalam mentaati perintah Allah dan bersabar dalam beribadah kepadaNYa.

Semoga cerita motivasi diatas bermanfaat.. amin..

Read more: http://www.resensi.net/cerita-motivasi-tentang-kesabaran-ayah-anak-dan-gagak/2011/10/#ixzz1fWwRPy9H

Pemancing Kecil

Pada tepian sebuah sungai, tampak seorang anak kecil sedang bersenang-senang. Ia bermain air yang bening di sana. Sesekali tangannya dicelupkan ke dalam sungai yang sejuk. Si anak terlihat sangat menikmati permainannya.

Selain asyik bermain, si anak juga sering memerhatikan seorang paman tua yang hampir setiap hari datang ke sungai untuk memancing. Setiap kali bermain di sungai, setiap kali pula ia selalu melihat sang paman asyik mengulurkan pancingnya. Kadang, tangkapannya hanya sedikit. Tetapi, tidak jarang juga ikan yang didapat banyak jumlahnya.

Suatu sore, saat sang paman bersiap-siap hendak pulang dengan ikan hasil tangkapan yang hampir memenuhi keranjangnya, si anak mencoba mendekat. Ia menyapa sang paman sambil tersenyum senang. Melihat si anak mendekatinya, sang paman menyapa duluan. "Hai Nak, kamu mau ikan? Pilih saja sesukamu dan ambillah beberapa ekor. Bawa pulang dan minta ibumu untuk memasaknya sebagai lauk makan malam nanti," kata si paman ramah.

"Tidak, terima kasih Paman," jawab si anak.

"Lho, kalau diperhatikan, kamu hampir setiap hari bermain di sini sambil melihat paman memancing. Sekarang ada ikan yang ditawarkan kepadamu, kenapa ditolak?"

"Saya senang memerhatikan Paman memancing, karena saya ingin bisa memancing seperti Paman. Apakah Paman mau mengajari saya bagaimana caranya memancing?" tanya si anak penuh harap.

"Wah wah wah. Ternyata kamu anak yang pintar. Dengan belajar memancing engkau bisa mendapatkan ikan sebanyak yang kamu mau di sungai ini. Baiklah. Karena kamu tidak mau ikannya,paman beri kamu alat pancing ini. Besok kita mulai pelajaran memancingnya, ya?"

Keesokan harinya, si bocah dengan bersemangat kembali ke tepi sungai untuk belajar memancing bersama sang paman. Mereka memasang umpan, melempar tali kail ke sungai, menunggu dengan sabar, dan hup... kail pun tenggelam ke sungai dengan umpan yang menarik ikan-ikan untuk memakannya. Sesaat, umpan terlihat bergoyang-goyang didekati kerumunan ikan. Saat itulah, ketika ada ikan yang memakan umpan, sang paman dan anak tadi segera bergegas menarik tongkat kail dengan ikan hasil tangkapan berada diujungnya.

Begitu seterusnya. Setiap kali berhasil menarik ikan, mereka kemudian melemparkan kembali kail yang telah diberi umpan. Memasangnya kembali, melemparkan ke sungai, menunggu dimakan ikan, melepaskan mata kail dari mulut ikan, hingga sore hari tiba.

Ketika menjelang pulang, si anak yang menikmati hari memancingnya bersama sang paman bertanya, "Paman, belajar memancing ikan hanya begini saja atau masih ada jurus yang lain?"

Mendengar pertanyaan tersebut, sang paman tersenyum bijak. "Benar, kegiatan memancing ya hanya begini saja. Yang perlu kamu latih adalah kesabaran dan ketekunan menjalaninya. Kemudian fokus pada tujuan dan konsentrasilah pada apa yang sedang kamu kerjakan. Belajar memancing sama dengan belajar di kehidupan ini, setiap hari mengulang hal yang sama. Tetapi tentunya yang diulang harus hal-hal yang baik. Sabar, tekun, fokus pada tujuan dan konsentrasi pada apa yang sedang kamu kerjakan, maka apa yang menjadi tujuanmu bisa tercapai."

Pembaca yang budiman,

Sama seperti dalam kehidupan ini, sebenarnya untuk meraih kesuksesan kita tidak membutuhkan teori-teori yang rumit. Semua sederhana saja. Sepanjang kita tahu apa yang kita mau, dan kemudian mampu memaksimalkan potensi yang kita miliki sebagai modal, terutama dengan menggali kelebihan dan mengasah bakat kita, maka kita akan bisa mencapai apa yang kita impikan dan cita-citakan. Apalagi, jika semua hal tersebut kita kerjakan dengan senang hati dan penuh kesungguhan.

Dengan mampu mematangkan kelebihan-kelebihan kita secara konsisten, maka sebenarnya kita sedang memupuk diri kita untuk menjadi ahli di bidang yang kita tekuni. Sehingga, dengan profesionalisme yang kita miliki, apa yang kita perjuangkan pasti akan membuahkan hasil yang paling memuaskan.

Salam sukses, luar biasa!!

http://www.andriewongso.com/artikel/aw_artikel/4537/Pemancing_Kecil/